Sabtu, 26 November 2011

Komando Pasukan Khas Angkatan Udara
Korps Pasukan Khas TNI AU, disingkat Korpaskhasau, merupakan pasukan (khusus) yang dimiliki TNI AU. Sama seperti satuan lainnya di TNI AD dan TNI AL, Paskhas merupakan satuan tempur darat berkemampuan tiga matra: laut, darat, udara. Hanya saja dalam operasi, tugas dan tanggungjawab, Paskhas lebih ditujukan untuk merebut dan mempertahankan pangkalan udara dari serangan musuh, untuk selanjutnya menyiapkan bagi pendaratan pesawat teman. Kemampuan satu ini disebut Operasi Pembentukan dan Pengoperasi Pangkalan Udara Depan (OP3UD).
Sejarah Paskhas sebagai pasukan payung pertama hampir setua Republik Indonesia ini. Operasi penyusupan lewat udara oleh 14 paratroops pada 17 Oktober 1947 di Kotawaringin, Kalimantan, ditandai sebagai hari keramat kelahiran Paskhas. Di awal usia TNI AU (lahir 9 April 1946), pasukan payung ini disebut Pasukan Pertahanan Pangkalan (PPP). April 1952, kekuatan AURI diperkuat dengan dibentuk lagi Pasukan Gerak Tjepat (PGT).
Hingga pada tahun tersebut, pasukan TNI AU terdiri dari PPP, PGT dan PSU (Penangkis Serangan Udara). Lebih lanjut pada 15 Oktober 1962, dibetuk Komando Pertahanan Pangkalan Angkatan Udara (KOPPAU) yang membawahi resimen PPP dan PGT. Pergantian KOPPAU menjadi Kopasgat (Komando Pasukan Gerak Tjepat) disahkan pada 17 Mei 1966. Saat itu kekuatan Kopasgat mencapai tiga resimen (Bandung, Jakarta, Surabaya). Adapun perubahan menjadi Pusat Pasukan Khas disahkan pada 11 Maret 1985 sebelum akhirnya menjadi Korpaskhasau lewat Surat Keputusan Panglima ABRI tertanggal 7 Juli 1997.
Paskhas saat ini berkekuatan 3.000 personel. Terbatasnya dukungan dana dari pemerintah memang jadi kendala untuk memodernisasi Paskhas. Dari segi persenjataan saja, prajurit Paskhas hanya mengandalkan persenjataam macam senapan serbu SS-1 dan senapan mesin ringan Scorpion sebagai perlengkapan unit anti teroris Detasemen Bravo.
Namun begitu, rencana mengembangkan Paskhas menjadi 10 Skadron dengan jumlah personel dua kali lipat dari sekarang, tetap menjadi 'energi' bagi Paskhas untuk terus membenahi diri. Setidaknya sampai saat ini, pola penempatan Paskhas masih mengikuti pola penggelaran alutsista TNI AU, dalam hal ini pesawat terbang. Dengan kata lain, di mana ada skadron udara, di situ (idealnya) mesti ada skadron Paskhas sebagai unit pengamanan pangkalan.
(Sumber: http://www.angkasa-online.com/12/04/buku/buku1.htm)
The Indonesian Air Force (IAF)has its own elite unit, called Air Force Special Forces Corps (Paskhas). Just like any other elite unit in the Army and Navy, Paskhas is the ground combat unit that is capable to operate on land, sea, and air. The difference is that Paskhas is trained to conquer and defend air fields from enemy, and then prepare the air fields to be able to facilitate friendly airplanes to land. This capability is called Front Air Fields Establishment and Management Operation.  The history of Paskhas as the first airborne unit is almost as old as the Republic of Indonesia. Airborne infiltration operation by 14 paratroopers on October 17, 1947 in Kotawaringin, Kalimantan, is marked as the birth date of Paskhas. In the early years of Indonesian Air Force (established on April 9, 1946), these airborne unit is called Air Field Defense Unit (PPP). In April 1952, the Quick-Reaction Unit (PGT) was also established to strengthen the IAF. As of 1952, the IAF ground units consisted of PPP, PGT, and PSU (Air Defense Unit). On October 15, 1962, PPP and PGT were organized into Air Fields Defense Command (Koppau). Later on May 17, 1966, Koppau was renamed to Quick-Reaction Troops Command (Kopasgat). There were three Kopasgat regiments, each located in Bandung, Jakarta and Surabaya. Kopasgat was transfromed into Special Forces Center in 1985 before became Paskhas on July 7, 1997 based on the official decision of Indonesian Armed Forces Commander. Today Paskhas has a strength of 3,000 personnels. The limited financial support from the government is the biggest challenge to modernize this unit. Each Paskhas personnel is only equipped with SS-1 attack rifle, while the Bravo Detachment Anti-Terrorist Unit is only equipped with additional Scorpion light automatic rifles.  There is a plan to expand Paskhas unit into 10 Squadron with twice as many personnels as what they are today. Until today, the placement of Paskhas still follows the organization of IAF weapon system, in particular the combat and support-combat airplanes. In other words, wherevere there is an IAF squadron, ideally there is a Paskhas squadron as the airfield defense unit.
(Source: http://www.angkasa-online.com/12/04/buku/buku1.htm)
paskhasbarisdepan.jpg
Paskhas troops in ceremonial formation.

paskhastrain1.jpg
Training to infiltrate and secure air fields.

paskhasf16.jpg
Paskhas troops and F-16s.

paskhas-parade1.jpg
Paskhas troops in parade formation.
06-paskhas-marching.jpg
paskhasbaris1.jpg
Paskhas troops in combat uniforms.

paskhasface.jpg
Paskhas unit ready to be deployed.

paskhas-sharpshooting.jpg
Paskhas sharpshooting specialist.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar